24 April 2016

Pengalaman Alternator Mobil Mati di Jalan

Alternator mobil
Sejak berangkat sekitar jam 10 malam, memang terlihat ada gejala mencurigakan, yaitu headlamp agak redup dari biasanya. Tanpa curiga dan hanya was-was sedikit, penulis pun lanjut memacu si VT menuju ke Sukabumi. Masuk jalan tol via pintu Rawmangun. 

Tak sampai 10 menit jalan, gejala redup itu makin terasa. Tembakan headlamp ke depan kalah oleh terangnya lampu jalan tol. Wah makin gak enak neh. Penulis memutuskan untuk minggir dan mengecek lampu. Ternyata memang lebih redup dari sejak berangkat tadi. Karena merasa putaran mesin masih normal, perjalanan tetap dilanjutkan.

Sampai dengan kira-kira KM 30, setelah lewat cibinong, headlamp benar benar mati total! Tidak hanya headlamp, kedua lampu sen juga enggan menyala alias mati. Pokoknya semua yang membutuhkan listrik di cabin termasuk AC ikut mati.. Inna lillahi… macam mane nih?...
Penulis meminggirkan mobil, dan untungnya tidak kepikir untuk mematikan mesin.. 

Dalam posisi parkir, penulis berusaha menguasai situasi, dan melakukan trouble shooting  sekenanya untuk mendeteksi pada bagian mana masalah ini terjadi. Buka kap mesin, cek ini itu, sampai pada kesimpulan, lampu mati karena supply listrik habis. Kalau supply listrik tidak ada, kemungkinan adalah aki mati. Dan penyebab aki mati selain soak adalah tidak adanya supply/recharge arus dari putaran mesin ke aki, alias suppliernya mati. Itulah fungsi dinamo amper, atau bahasa gaulnya alternator.
mobil mogok
Stop sampai disitu trouble shootingnya, penulis melanjutkan perjalanan dalam keadaan semua lampu mati. Sangat berbahaya tentunya, terlebih perjalanan malam hari begini dan di jalan tol pula. Perjalanan tetap dilanjutkan dengan harapan segera menemukan bengkel dinamo terdekat, walau cukup hopeless karena sudah malam. 

jalan tol malam hari
Dengan kecepatan dalam was-was dan ketakutan, alhmadulillah si VT sampai juga keluar pintu tol melewati lampu merah Ciawi. Selang beberapa menit lewat Rancamaya, si VT tiba-tiba berhenti alias mati mesin. Nah..nah..nah…sempurna!! Tapi walau bagaimana kritisnya, penulis tetap bersyukur karena setidaknya sudah diluar jalan tol. Tinggal sekarang bagaimana mengatasi permasalahan dengan menemukan montir ahli dinamo.

Dalam keadaan kap mesin terbuka, penulis meninggalkan mobil dan anggota didalamnya, berjalan melipir jalan raya untuk menemukan bengkel yang masih buka. Sampai ketemu satu warung makan, penulis bertanya pada akang yang sedang nongkrong. Kebetulan si akang adalah abang ojek yang sangat kenal wilayah, dan kenal salah satu montir 24 jam yang jadi langganannya. 

“Wah udah sering yang kejadian begini mah pak, malam-malam mogok, saya tinggal manggil si Abah aja”, kata si akang ojek sambal membuka nomer hp dan memanggil seseorang di sana. Syukurlah, stress saya berkurang. Tak lama berselang, si Abah yang ditelepon tadi muncul di depan warung. Rupanya rumah si Abah tidak jauh dari warung, hanya beberapa meter dari gang sebelahnya. Kami bergegas menuju si VT yang mangkrak di pinggir jalan.

Setelah saya ceritakan kronologis peristiwa yang terjadi sejak berangkat, si Abah pun mengamini bahwa masalahnya ada pada alternator. Wah makin pede saya, diagnosis hasil trouble shooting  tadi tepat.. hehe, padahal tebak-tebak buah manggis juga. Karena si Abah tidak mempunyai peralatan yang dibutuhkan, dia pun menelpon temannya yang ahli dinamo. Tak lama berselang, kang Jenal si ahli dinamo datang merapat.

Tanpa banyak cap cip cup, kang jenal segera memainkan kunci dan obengnya untuk melepas alternator. Selanjutnya kami bertiga membawa alternator ke bengkel kang jenal, sekitar 500 meter dari posisi. 
alternator dilepas
Kang jenal langsung mengecek alternator dengan peralatan di bengkel, dan hasil diagnosis, ternyata ada beberapa kabel yang putus dalam alternator. Kang jenal kemudian memperbaiki dengan mengganti beberapa solderan dan kabel-kabel. Setelah itu, alternator dites dengan menggunakan arus DC dan lampu indikator. 
mengecek alternator
Kang jenal menjelaskan, salah satu penyebab putusnya kabel dan solderan bisa jadi karena pully alternator yang sudah rusak, sehingga menyebabkan putaran poros yang tidak stabil, akibatnya alternator terlalu berguncang dalam waktu lama. Saya pun memutuskan mengganti pully (puli) alternator. Alternator dites dengan memutar puli, dan lampu indikator yang tadinya menyala dari arus DC, menjadi putus. Karena fungsi alternator memang mengubah arus DC dari putaran mesin menjadi AC untuk men-charge aki. Artinya alternator sudah normal kembali. Alhamdulillah..
komponen alternator
puli alternator
Selesai perbaikan alternator, kami segera kembali ke si VT. Kang jenal membawa aki cadangan untuk melakukan jumping aki mobil yang soak tadi. Selanjutnya alternator dipasang pada posisinya, dan dengan bantuan aki tambahan (jumper), saya menyalakan kunci kontak. Cewes..wes…wes… greng….. mesin menyala. Sayapun diminta menambah injakan gas untuk mempercepat pengisian aki utama… wuuihh…senangnya

Kurang lebih 15 menit aki diisi, headlamp dan semua lampu sudah menyala normal kembali, dengan menyisakan pelajaran, yang namanya kelistrikan memang harus dirawat dan di cek berkala, untuk memastikan tidak terjadi masalah ketika dibawa jalan jauh. Tak mesti terjadi pada mobil berumur seperti si VT, terkadang saya juga melihat beberapa mobil anyar nan mewah pun harus minggir di jalan tol. Bisa jadi karena penyebab yang sama. Intinya, semakin kita yakin pada kondisi kendaraan, maka harusnya makin telaten kita merawatnya. Jangan asal pakai saja.. hehe

Masalah teratasi.. kamipun melanjutkan perjalanan. Terima kasih Abah dan kang Jenal.
masalah teratasi
Nah demikianlah pengalaman penulis tentang alternator mati di jalan. Selamat menemukan pengalaman Anda!


23 April 2016

Pengalaman Servis Kaki-Kaki Mobil Vantrend

kaki-kaki mobil
Sejak pertama kali penulis kendarai, si VT memang terasa ada gejala kurang enak di kaki-kaki, mungkin karena masalah umur juga. Gejala yang paling kelihatan dari masalah di kaki-kaki biasanya:
1.       Bodi mobil agak miring ke salah satu sisi
2.       Jarak antara ban dengan bodi terlalu ceper/mepet
3.       Bila dikendarai bunyi gludak-gluduk pas menginjak lobang kecil atau polisi tidur
4.       Suspensi sangat tidak nyaman

Kemiringan badan mobil menunjukan pada titik bagian yang miring per sudah lemah. Bila miring ke kanan depan, berarti per kanan depan sudah lemah. Kalau ke kanan belakang, berarti per belakang sudah lemah. 

Jarak ban ke bodi juga menunjukan gejala kaki-kaki yang kurang sehat. Secara kasar umumnya orang mengukur jarak atau tinggi minimal ban ke bodi seukuran 4 jari (sekitar 10 cm) atau lebih, terutama ban belakang yang harusnya lebih tinggi karena akan memuat beban tambahan. Bila terlalu ceper, maka ketika beban muatan nambah, ban akan menyentuh bodi. Kondisi ini tentu berbahaya karena mempercepat gundulnya permukaan ban yang bergesekan dengan bodi.

Si VT milik penulis kalau melewati lobang kecil, jalan tidak rata, atau polisi tidur selalu terdengar bunyi gludak-gluduk dari arah belakang kanan. Penulis menduga ini karena kaki-kaki kanan belakang sudah tak beres. Mungkin shock breaker nya yang sudah lemah atau bocor. Karena adanya masalah pada shock belakang ini, otomatis suspensi belakang jadi sangat tidak nyaman, karena per jadi mati, tidak lagi memberi efek memperhalus shock.

Nah karena sudah ada gejala-gejala tersebut yang sangat mengganggu dan khawatir mengancam keawetan part lainnya, penulis memutuskan untuk segera melakukan servis kaki-kaki. Karena faktor jarak, penulis melakukan pencarian bengkel spesialis kaki-kaki sekitaran duren sawit. Banyak di kiri kanan bengkel kaki-kaki, tapi yang sudah buka waktu itu adalah Zainal Jaya Per. 
 
bengkel servis kaki-kaki mobil
Setiba di bengkel, penulis menjelaskan kondisi si VT, yaitu gejala-gejala yang penulis sebutkan tadi. Dengan ahlinya, penulis merasa punya kesempatan untuk meng-eksplor masalah-masalah yang mungkin terjadi pada kaki-kaki mobil. Tidak usah merasa malu, karena kita juga ingin paham dan belajar untuk update pengetahuan. Sedikit sotoy juga gak masalah.. hehe.. 

Dan terlebih lagi, setelah mendiagnosis penyakit-penyakitnya, tanyakan estimasi biaya servis sampai selesai, termasuk penggunaan part-part tambahan. Ini penting, jangan sampai kita melakukan servis tanpa kesepakatan harga di awal, karena ada potensi kita yang lugu dan dungu ini di-mark up dari harga wajarnya. Tentu saja kita juga harus mengukur kewajarannya, karena kalau coba nawar terlalu afgan (sadis) juga, ya orang akan nyinyir…hehe.. Setelah diperoleh kesepakatan, barulah tim servis mulai bergerak menjalankan misi untuk mengatasi masalah kaki-kaki… jeng..jeng
teknisi in action
Sebagai langkah awal teknisi melakukan pengecekan seperti kemiringan bodi, ketinggian ban, juga sedikit ditekan dan digoyang untuk mengukur respon suspensi. Barulah setelah itu mulai melepas komponen-komponen kaki-kaki satu per satu.
servis kaki-kaki depan
servis kaki-kaki belakang
Diagnosis pertama, per depan terindikasi panjang sebelah yaitu per kiri lebih panjang sekitar 2 cm. Langkah yang dilakukan adalah memasang plat tambahan pada per kanan agar seimbang dengan per kiri.
per depan kanan kurang tinggi
per kaki depan
kaki depan kanan
Diagnosis kedua, per belakang kiri dan kanan sudah turun, langkah servis yang dilakukan adalah membangun kembali ketinggian daun-daun per dengan press. Hasilnya ketinggian atau jarak ban dari bodi menjadi diatas 5 jari. Lalu karet-karet joint nya yang sudah rusak diganti.
per dipisah-pisah untuk mengetahui mana yang perlu di press
mengukur ketinggian daun per belakang untuk di press
menambah sealer-sealer agar per tidak bergesekan langsung

karet-karet joint baru
karet joint sudah rusak
Diagnosis ketiga adalah shock breaker kanan belakang sudah bocor. Kondisi ini terlihat dari adanya basah-basah pada sambungan shock, karena modelnya adalah hidrolik (dengan minyak). Begitu di tes suspensi, memang sudah tidak responsif lagi (ditekan tidak langsung kembali ke posisi semula).
Shock breaker bocor/rusak
Nah disini timbul masalah, mengingat shock belakang ini harus ganti, karena tidak bisa diperbaiki. Atau kalaupun diperbaiki tidak akan awet juga. Setelah menanyakan kepada bengkel, ternyata masih tersedia satu pasang lagi shock breaker original VT. Syukurlah.. Perlu diketahui, shock breaker ori VT menggunakan isi gas, bukan  hidrolik, berbeda dengan yang universal atau kw nya.
koleksi shock breaker di bengkel
Shock breaker baru telah terpasang
Setelah semua proses servis komponen diselesaikan, maka langkah terakhir adalah memasang kembali semua komponen tersebut. Selesailah episode servis kaki-kaki VT hari ini.. alhamdulillah.

Setelah membayar ongkos servis, penulis segera meninggalkan bengkel dan mencoba hasil servis. Dan memang terasa sekali, setelah servis ini, kaki-kaki yang tadinya bunyi sana sini menjadi hening.. yang tadinya terasa hentakan saat melewati lobang atau jalan tidak rata, sekarang sangat nyaman. Masalah kaki-kaki si VT sudah teratasi. Terima kasih Zainal Service.
Nah itulah pengalaman penulis dengan servis kaki-kaki mobil VT. Selamat menemukan pengalaman anda.



21 April 2016

Pengalaman Mengendarai Van Bongsor Toyota Hiace


Toyota Hiace
Rumus bisa karena kepepet memang terbukti ampuh. Setidaknya ini yang penulis rasakan sekitar dua bulan ke belakang. Waktu itu ada rekan kerja yang melaksanakan pernikahan di daerah Bekasi Barat. Seprti biasa, selaku teman sedjawat, kami sekitar 25 orang berniat menghadiri undangannya bersama-sama.

Stok kendaraan yang available adalah Toyota Avanza dan Hiace. Untuk Avanza, sudah bisa dihitung berapa kapasitas muatnya, siapa yang akan ikut di sana. Nah untuk yang Hiace ini, merupakan hal baru, dan memang kendaraan baru yang ada di tempat kerja. Belum pernah ada yang merasakan, hanya tebak-tebak buah manggis, kira-kira gak akan jauh lah dari minibus besar sekelas mobil-mobil travel antar kota. Masalah berikutnya adalah siapa yang akan menjadi pilot nya. Dalam riuh rembuk perencanaan di meja kopi, dengan pertimbangan ini itu, akhirnya semua mata tertuju pada penulis. Karena hasil suara bersama, penulis pun tak bisa menolak, hanya menyanggah sedikit, kalau penulis belum pernah mengendarainya. Hmm… ada tantangan baru di depan mata.

Dengan semangat dan penasaran ingin mencoba sesuatu yang baru, penulis pun bergegas mengambil kunci dan pergi ke garasi untuk berkenalan dengan si “unta” baru. Melihat tampilan luar, sebenarnya penulis rada ngeper, jangan-jangan mobil bongsor begini berat bawanya, takut ini, takut itu, dan semacamnya. 
Hiace tampak muka
Setelah membuka kunci, lalu duduk dan memandang dasbor, aih..kece kali mobil ini. Memang ada rasa puas tersendiri dalam driving experience, kalau udah duduk di belakang mobil yang agak tinggi bongsor model ini. Ruang kemudi Hiace ini sungguh lega, apalagi tuas persneling terletak di dasbor, jadi gak ganggu kaki  atau tas yang disimpan di depan. Tampilan dasbornya meski simple tapi terkesan mewah.
Dasbor Hiace
tuas persneling Hiace
Penulis pun segera menyalakan kunci kontak/starter…ces…greng…. Wuih nikmatnya denger putaran mesin pertamanya (hehe…kampring dikit). Untuk muatan, Hiace sangat besar dan lega. Seat nya yang standar di-desain untuk kelas bisnis dengan sabuk pengaman masing-masing. Pintu penumpang memakai rolling door, serasa naik Velfire aja. Keren lah..
Seat Hiace
cabin Hiace
pintu Hiace
Setelah setting spion dan cabin mirror, penulis melepas tuas hand break yang mirip punya Mitsubishi L-300 atau Toyota Kijang Super, lalu jalan berputar-putar sekedar test drive. Alamak… walau bongsor, mobil ini enak banget dikendarai. Setelah beberapa putaran penulis makin yakin dan pede, insyaAllah bisa mengendarainya dengan baik, plus rasa puas hati tentunya karena dapat pengalaman baru yang menyenangkan.
 
Hiace jalan
Tibalah hari H berangkat ke pesta undangan. Kami berangkat sekitar jam 10, karena acaranya jam 11 dengan jarak tempuh di maps sekitar 20 km dari Jakarta Timur ke Lokasi di Bekasi Barat, dengan harapan sampai dalam waktu tempuh paling lama 40 menit. Perjalanan di tol begitu lancer jaya aman sentosa, si Hiace penulis pacu di rata-rata 90 km/h dan sangat stabil dan gesit. 

tol Bekasi
Masalah muncul ketika sampai di exit tol Bekasi Barat. Sejak pintu tol terlihat antrian panjang kendaraan. Ah mungkin itu sampai lampu merah saja, pikir penulis. Jalan benar-benar tersendat padat. Tak terasa waktu sudah jalan 20, 30, 40 menit, wah sudah tak normal lagi neh. 
 
Memasuki jalan utama depan balai kota, ternyata sangat ramai. Banyak arak-arakan warga memenuhi area jalan dan perkantoran sekitar jalan utama. Rupanya hari ini bertepatan HUT kota Bekasi, jadi banyak ruas jalan yang ditutup dan dialihkan... duerr..nah loh.... Pantas saja dari tadi kecepatan cuman bisa maksimum 20 meter/jam….hmm.. alamat pegel neh bawa si Bongsor yang tipe manual transmission…
perayaan HUT Kota Bekasi
Makin nyesek lagi karena macet tidak hanya di jalan utama, tapi sampai jalan-jalan kecil samping kali…manteps… Padahal di undangan waktu pesta tertulis jam 11 s.d 13 WB… alamat laper neh, berangkat belum sarapan, datang di lokasi pastinya udah bubaran. Semua penonton di cabin nampak pasrah, terlebih yang bawa anak bocah… sungguh kasihan, memang terkutuk itu macet… hehe

Setelah melewati sederatan jalur padet dan pengalihan arus, ditambah sedikit nyasar dan hampir putus asa karena salah baca maps, akhirnya sekitar pukul 13 kami tiba di lokasi. Perjalanan yang normalnya paling 20 sampai 30 menit, hari ini special tambah telor jadi 3 jam…. haddeh..
Beruntung ternyata pesta belum usai, mungkin panitia memberi toleransi karena KLB kemacetan di sekujur ruas jalan di kota Bekasi. Syukurlah. 
Selamat menempuh hidup baru

Kami berangkat pulang kembali selepas sholat asar. Perjalanan pulang terasa lebih lengang, karena acara HUT pun telah selesai sebelum kami pulang. 

Tibalah kami di tempat kepulangan, sekitar jam 17 sore. Capek memang, tapi penulis merasa puas karena telah dapat pengalaman baru mengendarai si bongsor Hiace. O iya, satu hal lagi yang penting, Hiace ini ternyata sangat irit minumnya. Dari berangkat hingga pulang dengan segala lika-liku di jalan, jarum penunjuk tangki solar hanya bergeser sedikit saja. Luar biasa..

Nah kurang lebih itulah pengalaman penulis mengendarai si bongsor Toyota Hiace. Sangat mengesankan dan puas. Mungkin yang berbeda ketika mengendarai mobil bongsor adalah control saat kita berbelok, harus bisa pastikan bagian ekor tidak menyentuh batas jalan, terutama di jalan sempit. Untuk itu ancang-ancang belok harus agak ditambah sedikit. Atau fitting jaga jarak dalam kemacetan. Kalau view, mobil bongsor tentu diuntungkan dengan posisi duduk kita yang lebih tinggi. Apalagi kalau van bongsor ini dimodif, gak kebayang kece nya...
Hiace modif white nuance
Hiace modif black nuance
Selamat menemukan pengalaman Anda..

16 April 2016

Berhutang ke Bank Pemerintah vs ke Lembaga Kredt Swasta


antara bank dan kreditur swasta
Efek dari pergeseran pola hidup menjadi konsumtif adalah timbulnya hasrat untuk berhutang, apapun itu alasannya. Penulis rasa semua orang pasti berfikir atau setidaknya pernah berfikir bahwa semua hal itu bisa dimiliki, bisa dibeli; butuh atau tidak butuh. Padahal disaat yang sama kantong sedang “kanker” stadium 3..hehe. Rogoh sana sini tidak ketemu sehelai uang pun, maka langkah terakhir adalah usap jidat dan berkhayal: “oh iya..kenapa gak ngutang aja..?!”

Seperti lumrahnya hukum pasar, hampir di semua sudut permukaan bumi banyak orang yang membutuhkan uang atau pinjaman uang, maka disaat yang sama bertebaran juga orang-orang yang jualan duit untuk mencari untung dari yang membutuhkannya. Nampak sangar sekali, tapi itulah faktanya. Di artikel ini penulis gak akan bicara soal bagaimana jahatnya para penjual duit (karena emang jahat sekali…hehe..), tapi disini sedikit berbagi untuk mengenali mana penjual duit yang paling “bersahabat”, bank pemerintah atau lembaga kredit swasta. Yah karena satu dan seribu lain hal, penulis pernah mengalami kedua-duanya. Oke mari kita liat satu per satu.

bank pemerintah
Bank pemerintah merupakan lembaga keuangan milik pemerintah (biasanya BUMN) yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi uang, baik itu yang baru dicetak oleh bank sentral (BI) maupun yang dihimpun dari masyarakat (melalui tabungan, deposito, dlsb). Karena bank memegang uang dari dua sumber ini, maka bank (diatur dengan UU) melakukan fungsi pencarian untung dengan sasaran dan target tertentu. Misal ada yang sasarannya melalui KPR dan properti, pembiayaan ekspor-impor, infrastruktur, dlsb termasuk meminjamkan uang kepada orang atau badan usaha lain dengan imbal bunga. Adapun untuk target, karena fungsinya sebagai badan usaha, bank-bank ini dibebani untuk setor sejumlah target keuntungan tertentu ke kas negara setiap tahunnya.

Nah karena dibebani target ini, salah satu produk bank pemerintah adalah meminjamkan uang pada masyarakat. Uang yang dipegang bank, dipinjamkan kepada nasabahnya dengan imbalan bunga. Saya belum paham tepatnya, apakah uang yang dipinjamkan ke nasabah ini adalah yang hasil himpunan dari simpanan nasabah (tabungan/deposito), atau dari BI. Karena setiap pengajuan pinjaman, pasti dilakukan prosedur “BI-Checking”, yaitu untuk mengecek apakah si calon peminjam punya catatan jelek dalam kredit ke BI melalui bank-bank lain.

Ketika mengajukan pinjaman, ada banyak pertanyaan dan syarat yang harus dipenuhi, ya wajar sekedar memastikan apakah si calon peminjam ini sanggup balikin pinjaman plus bunga, apakah bisa dipercaya supaya gak lari dari kewajibannya, dan seterusnya. Satu hal yang diantisipasi oleh bank adalah terjadinya kredit macet, yaitu ketika si peminjam tidak memenuhi angsuran rutinnya tiap bulan entah karena tidak sanggup atau karena alasan lain. Bank biasanya punya unit khusus untuk menjalankan fungsi ini, yang tugasnya melakukan negosiasi dengan si peminjam, bagaimana agar pinjamannya dilunasi sesuai keadaan terakhir. Perlu dicatat bahwa hutang seseorang kepada BI TIDAK AKAN PERNAH DIANGGAP LUNAS sampai kapan pun, kecuali dicover asuransi karena meninggal. Hebat kan?

Yang penulis alami dalam proses negosiasi ini, bank pemerintah masih memegang prinsip dan etika persuasif kepada nasabahnya yang stress tadi. Walau terus terang, ada juga sms dari anonimus yang isinya bernada ancaman, tapi tidak akan sampai pada tahap teror fisik, karena bank pemerintah terikat dan diawasi oleh pengawas internalnya (mungkin), bahwa urusan perdata haruslah diselesaikan dengan perdata, betapapun alot dan susahnya. Kalau sudah ancam-mengancam fisik, maka itu sudah melewati batas ranah perdata. Atau bisa juga tergantung pada jumlah dan jenis pinjamannya, apakah menggunakan agunan/jaminan atau tidak. Makanya penulis belum pernah mendengar adanya kejadian penyitaan atau penganiayaan yang dilakukan oleh bank pemerintah kepada debitur macet, karena masih mengutamakan win-win solution. Inilah mungkin (sedikit) sisi baiknya.


lembaga kredit swasta
Yang kedua, lembaga kredit swasta. Penulis mengalami ini waktu melakukan kredit kendaraan. Pada angsuran ke sekian kali, penulis berniat ingin melunasi. Namun kaget bukan kepalang pas nanya berapa sisa pinjaman untuk pelunasan, ternyata cicilan yang selama ini dibayar sekian lama tak banyak mengurangi sisa pinjaman. Kondisi ini makin membuat hati ingin segera melunasi karena kesal dengan sistem bunga piramida (sebetulnya bank juga tak jauh beda). Akhirnya dengan mengambil langkah ketiga, penulis bias melunasi kredit kendaraan tadi.

Memang dalam kredit kendaraan ini penulis tidak mengalami, atau belum sampai mengalami intimidasi fisik, apakah itu debt collector, penyitaan, dan sebagainya, karena keburu dilunasi. Tapi hal inilah yang justru membuat penulis ingin segera melunasi, yaitu banyaknya berita di media yang menggambarkan kejadian-kejadian tidak sedap para nasabah yang berhubungan dengan kreditur swasta ini, apakah itu bank, atau bentuk lembaga lainnya. Setidaknya beberapa contoh tidak sedap itu bisa kita lihat dari link-link berikut:




Para kreditur swasta biasanya bekerjasama dengan perusahaan jasa penagih hutang untuk menagih paksa para deibtur-debitur yang masuk kategori kredit macet. Dari contoh di link pertama, si petugas penagih sudah tak tanggung-tanggung lagi melakukan tindakan dalam rangka mengintimidasi nasabah, bahkan seorang pengacara pun di depan kantornya sendiri dimaki-maki seperti meneriaki seekor anjing liar. Pengacara saja digituin, apalagi orang biasa…jauh lah untuk yang namanya proses negosiasi seperti prosedur di bank pemerintah. Jadi ketika membaca iklan-iklan kredit/pinjaman di koran-koran yang sangat menggiurkan dengan iming-iming bunga murah, maka ingatlah akan risiko-risiko seperti ini.

ilustrasi debt collector
Kesimpulannya, penulis bukan pada posisi merekomendasikan untuk berhutang baik itu kepada bank pemerintah, lebih-lebih kepada lembaga kredit swasta seperti dijelaskan di atas. Namun sekedar berbagi pengalaman pribadi dan orang lain ketika berhubungan dengan lembaga-lembaga penjual duit tersebut. Masing-masing keputusan pasti ada risiko yang menunggu. Yang terbaik tentunya adalah hidup bebas hutang, bebas siksaan lapar mata, batin tenang dan tenteram. Jadi bijaklah dalam mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan, jangan memudahkan diri untuk berhutang dan berurusan dengan para penjual duit. Semoga bermanfaat.