31 August 2014

Pengalaman bocor ban di jalan tol


Seperti biasa, kami pergi berlibur sambil silaturahim ke Sukabumi berangkat Jum'at malam dan kembali ke Jakarta Minggu siang. Liburan kali ini adalah bulan kedua setelah kami melamar si "95VT" (vantrend '95) menjadi bagian dari keluarga kecil kami. Dan sekarang, Minggu siang selepas dzuhur, adalah waktu kami untuk berangkat pulang menuju "emak kota".
Singkat carios, berangkatlah kami beserta tunggangan. Perjalanan sampai pintu masuk jagorawi lancar jaya aman sentosa. Nah, bumbu pengalaman terjadi kira-kira km 30an arah Jakarta. Saat itu saya memacu si VT di lajur paling kanan terus (walau gak lebih dari 80 karena bawa pasukan.. hehehehe...). Tiba-tiba..
Dussssshhhhh......susshhh... gluduk...gluduk....
Si VT lari bergoyang.... meng-oleng ke sebelah kiri...
Firasat saya mengatakan ban gembos.
Ban gembos
Sambil menyalakan sign/sain/sein kiri, saya memperlambat laju si VT dan merapat stop di bahu jalan. Saia turun dan cek.. Wow.. ternyata benar, ban belakang sebelah kiri meninggal dunia.. mungkin memang sudah umurnya. Ini merupakan pengalaman kedua bawa mobil ban nya gembos. Bedanya, yang pertama kejadiannya di jalan sepi arah perkebunan teh Parakansalak, Sukabumi (waktu itu rental), sementara yang kedua di jalan tol. Dalam hati saya bicara, kalo selama ini cuman bilang kasihan lihat orang sambil lewat, akhirnya ngalamin juga dongkrak mobil di pinggir jalan tol.

Penyebab pengalaman pertama yang saya ingat adalah karena jalan gak rata, ban menginjak batu kecil tajam.Sedangkan yang kedua ini mungkin lebih disebabkan oleh kondisi ban. Memang saya perhatikan, ban habis/tipis bagian dalam, bisa jadi sebelumnya adalah ban depan yang dipindah ke belakang oleh pemilik lama.

Berbekal pengalaman pertama, saya bergegas mengambil alat tempur antara lain dongkrak dan kunci baut velg. Dongkrak yang saya punya adalah jenis dongkrak putar non hidrolik, atau sering disebut dongkrak jembatan/dongkrak gunting. Dongkrak jenis ini cukup sederhana tapi powerfull, bahkan saya pernah memakainya untuk mendongkrak Innova. Kelebihan lainnya, karena bentuknya seperti gunting, dalam keadaan tertutup bisa untuk dipasang pada mobil dengan as roda pendek, seperti si VT ini, atau jenis sedan. Sedangkan kunci bautnya yang standar (bentuk L).
dongkrak jembatan/gunting

Kunci baut standar velg mobil
Langkah-langkah yang dilakukan adalah begini:
  • cari landasan/tanah yang rata dan lebih tinggi, agar proses 'replacement' ban lebih enak
  • buka/kendurkan baut velg satu per satu
  • pasang dongkrak, cari posisi yang pas agar kuat tumpuannya dan enak saat putar handle nya
  • angkat dongkrak, hingga ban dapat diputar, kira-kira 10 cm dari pijakan
  • buka baut velg yang sudah dikendurkan tadi satu per satu
  • lepaskan ban gembos, dan bawa ke tempat ban cadangan
  • lalu buka/turunkan ban cadangan. Agar tidak bolak balik, segera setelah ban cadangan diturunkan, ban yang gembos dinaikkan/dipasang ke tempat ban cadangan.
Bongkar-pasang ban

Tahap selanjutnya adalah pemasangan ban cadangan:
  • pasang/angkat ban ke posisinya
  • pasang baut-baut velg satu per satu, sampai mentok
  • turunkan dongkrak, hingga ban menyentuh pijakan dengan sempurna, ambil/amankan dongkrak
  • kencangkan baut-baut velg. Ukuran kekencangan adalah sampai maksimal putaran baut, jangan dipaksakan lebih karena berpotensi baut patah.
  • selesailah pemasangan ban
Setelah penggantian ban rampung, saya melanjutkan perjalanan dan mampir ke cibinong (km 27 arah Jakarta) untuk mencari toko/bengkel ban.

Dari pengalaman ini, setidaknya ada beberapa catatan berharga buat saya, yaitu:
  1. Dongkrak dan kunci baut velg adalah alat wajib minimal yang -sin qua non-di dalam mobil
  2. Pastikan ban cadangan/serep selalu dalam keadaan oke, sangat dianjurkan untuk cek sebelum jalan. Kebayang kalau waktu kejadian itu ban serep gak siap pakai, tentu berabe nya jadi berpangkat-pangkat
  3. Untuk jaga-jaga, simpan nomor derek darurat atau layanan info tol. Karena di jalan tol sangat sulit menyetop relawan, atau menelpon saudara/teman yang entah dimana untuk menolong kita. Nah sebagai pelengkap, siapkan selalu tambang derek di mobil kita (banyak dijual di toko otomotif, carefour, Tip Top, dsb, yang 5 meter harganya sekitar 80 ribuan).
    Tambang derek baja
  4. Sangat etis dan penting untuk keselamatan kalau kita sedia triangle reflector agar saat kita "operasi" dapat dengan mudah dilihat pengendara lain di belakang sehingga terhindar dari tabrak belakang (antisipasi kejadiannya petang atau malam hari)
    Triangle reflector
  5. Berikutnya sebagai saran, teliti kondisi ban saat mau beli mobil (terutama mokas tentunya), bisa jadi ban diganti sebelum dijual oleh pemilik lama. Seperti VT saya, ternyata penyakit ban mulai terasa setelah sebulan mobil saya akuisisi. Luka-luka seperti tambalan tubeless, kenampakan gurat-gurat batik, atau ketipisan permukaan ban hendaknya jadi pertimbangan dalam menawar. Bahkan di pengalaman berikutnya, salah satu ban pecah tepat setelah saya melewati pintu masuk atrium senen. Hadeuuhh... walhasil, di bulan keempat, semua ban akhirnya saya ganti, karena satu per satu pecah di jalan.
Nah demikian pengalaman saya dengan dar der dor ban meletus. Buat saya tentu menjadi tambahan ilmu dan warning agar selalu cek ban sebelum jalan.

Selamat menemukan pengalaman Anda!

Pengalaman Jumper/Pancing Aki Mobil Sendiri


Suatu saat karena banyak hal, saya memarkir si VT kurang lebih semingguan tanpa di "anget-anget". Alangkah kagetnya si saya pas lihat balik, dan sadar kalau lampu kabin dalam menyala selama diparkir. Seingat saya, waktu terakhir markir, semua perangkat apalagi lampu tidak ada yang menyala. Mungkin si lampu nyala sendiri (kemungkinan pada posisi otomatis tutup/buka pintu), maklum lah jeroan perkabelan si VT udah sangat berumur. Jadi wajar kalo ada yang terkelupas, lalu kontak massa, dan sebagainya.

Walhasil, saat menyalakan starter, si aki ngos-ngosan tak berdaya. Lalu saya teropong aki pake senter, indikatornya berwarna putih pertanda si aki tak bernyawa. Bingung bukan kepalang, maklum pengalaman pertama. Musti diapain nih aki-aki....hehehe... Karena kepalang bingung, kasus saya tutup sementara. Sayapun mencoba tanya temannya si aki, yaitu mbah gugel. Coba cari tau apa penyebab dan bagaimana mengembalikan tenaga si aki biar bisa ngangkat mesin seperti sediakala.


Setelah mendapat secercah sinar pencerahan dari beberapa referensi, akhirnya saya coba untuk mengatasi problem si aki sendiri. Saya akan melakukan jumping aki (kalo beberapa bengkel aki urang Sunda menyebut dengan istilah "jemper"). Alat yang saya perlukan adalah: 
  1. Kabel jumper, banyak sih yang jual kabel ini, terutama di toko-toko otomotif. Saya mendapatkannya di toko Tip Top Rawamangun. Harganya waktu itu Rp. 55.000 (di toko lain ada yang jual sampai 80 rebu).
    Kabel Jumper aki mobil
    Ada 2 kabel, yang merah dan hitam. Kabel merah umumnya dipakai untuk arus positif/setrum, dan kebel hitam untuk arus poshansip.... eh... negatif/massa.
  2. Aki lawan sebagai jumper. Nah ini yang saya gak punya. 
Sebenarnya ada dua metode jumping/mancing aki, yaitu jumper dari aki yang terpasang di mobil lain, dan jumper dari aki yang stand-alone alias akinya doang. Kedua cara ini memiliki keenakan dan ketidakenakan masing-masing. Kalau jumping dari aki mobil lain, jelas enaknya adalah tinggal deketin mobil tersebut ke mobil kita, lalu jumping deh. Nggak enaknya adalah nyari mobil yang bersedia untuk menyumbangkan sesuap jumperan aki. hehehe... Untuk jumping dari aki doang, enaknya kita gak musti "mengemis-ngemis" pertolongan ke mobil relawan, tapi gak enaknya ya kita musti nyari aki yang oke untuk bisa jumping. Paling mepet ya kita cari bengkel aki lah, 100% mereka pasti mau... dengan ongkos sekian tentunya.... 

Dan... alhamdulillah kedua cara ini sudah saya alami. Bahkan saya pernah (atas salah satu saran mbah gugel juga) mencoba jumping pake (aki) motor. Tapi entah kenapa tidak berhasil, padahal sama-sama 12V. Mungkin karena motor saya yang sudah sepuh juga, ato memang ada "pakem" lain yang tidak saya fahami. 

Oke, untuk pengalaman pertama saya akan membeberkan proses jumping aki dari mobil lain. Bersyukur saya punya teman baik sekali, pak Makun namanya, dia punya Panther Sporty yang dipasangi aki kering. 

"Oh, akinya mati? ngobrol dong..!!.. sini saya bantu pancing... dimana parkirnya?" yuhu..... bahagia banget dapat tawaran begitu pas pulang kerja, mana hujan kuntilanak lagi (rintik-rinttik maksudnya)

Singkat cerita, Panthernya pak Makun mendekat ke depan monyong VT saya, kira-kira setengah meter, sesuai jangkauan kabel karena panjangnya cuman 2 meter. Langkah-langkah yang saya dapat dari mbah gugel adalah begini:...... bismillah.... pengalaman pertamaks... jangan lupa yang paling penting: buka kap mesin.... hehehehe...

Langkah 1: Pasang/jepitkan salah satu kutub kabel merah ke kutub positif (+) aki mobil yang bagus (mobil yang nolongin) 

Langkah 2: Pasang kutub kabel merah yang satunya ke kutub positif (+) aki mobil yang soak (mobil yang ditolong)

Langkah 3: Pasang salah satu kutub kabel hitam ke kutub negatif (-) aki mobil yang bagus. Berhati-hatilah, karena sampai tahap ini, kabel sudah teraliri arus!

Langkah 4: Pasang kutub kabel hitam lainnya ke bodi/massa mobil yang ditolong

kurang-lebih ilustrasi prosesnya seperti gambar ini:
Proses jumper mobil ke mobil
Nah, setelah keempat kutub kabel terpasang, yang muncul di benak saya berikutnya adalah penasaran. Apa ngaruhnya ya kira-kira jepit-jepitan begini ke aki saya. Selanjutnya saya nyalakan kunci kontak ke posisi on. dan.... memang terlihat efeknya, indikator yang tadi redup-redup sekarang jadi terang, tentunya karena bantuan aki-aki penolong...hehehe..

Untuk proses jumpingnya, pertama-tama adalah nyalakan mobil si penolong (ingat, pas masang-masang kabel tadi, kedua mobil harus pada posisi off). Berikutnya saya coba nyalakan mesin mobil saya (yang ditolong) dengan geser kunci kontak ke posisi ignition....cewes..wes...wes...wes.... tok..... coba lagi... cewes..wes...wes...wes.... tok.....

Ahhh.... masih gak mau ngangkat!

Saya terdiam beberapa jenak (lebih dari sejenak...hehehe), lalu coba lagi dengan bantuan sedikit choke ditarik...

cewes..wes...wes...wes.... greng.....greng,,,,

Iyyyahh.....berhasil! Alhamdulillah.....!... Yesss!!

Rupanya sebelum di kontak, si aki butuh beberapa menit untuk diisi dari aki penolong, jadi jangan terburu-buru, karena buru-buru itu hanya mendatangkan kerugian.... hehehehe...

Setelah proses jumper berhasil/selesai, maka berikutnya adalah melepaskan kabel-kabel jumper dari kutub-kutub aki. Langkah-langkahnya adalah kebalikan dari langkah pemasangan, INGAT! KEBALIKAN DARI LANGKAH PEMASANGAN ... hurufnya dibesarin biar kelihatan.. hehehe

Langkah 1: Lepas kutub kabel hitam yang menempel ke bodi/massa mobil yang ditolong

Langkah 2: Lepas kutub kabel hitam satunya yang menempel ke kutub negatif (-) aki mobil penolong

Langkah 3: Lepas kutub kabel merah yang menempel ke kutub positif (+) aki mobil yang ditolong

Langkah 4: Lepas kutub kabel merah terakhir dari aki mobil penolong.

Selesailah proses jumper aki. Berikutnya untuk mengisi, biarkan mobil menyala untuk beberapa saat hingga indikator aki menyala biru dengan titik merah di tengahnya (pertanda aki sudah full power). Saya sendiri membiarkan nyala sampai hampir 2 jam. Atau dibawa jalan mungkin lebih bagus, karena semakin di-gas, alternator semakin kuat mengisi aki.
Label indikator pada aki
indikator aki terisi sempurna
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat dibendung (peribahasanya bener gak tuh...hehehe) kejadian tekor aki ini saya alami yang kedua kalinya, di tempat yang sama. Untuk pengalaman kedua ini, kebetulan pak Makun sedang tidak ada, jadi otomatis tak ada relawan yang membantu saya seperti pada pegalaman pertama. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari bengkel aki terdekat, dan alhamdulillah tidak jauh dari TKP. Pilihan ini juga untuk menghindari risiko berat-beratan bawa aki ke bengkel untuk disetrum.

Sesampai di bengkel aki, saya langsung menyampaikan maksud saya, eh si abang bengkel langsung tanya, "dimana parkirnya?". Rupanya dia sudah tahu masalah saya, dan telah banyak yang menangani hal yang sama. Segera si abang bengkel mengambil avo-meter, mengecek beberapa aki. Mungkin dia mencari aki yang kondisinya paling oke. Setelah dapat, meluncurlah kami ke TKP dimana si VT diparkir.

Karena sudah punya pengalaman pertama, saya pun sudah faham dengan jepit-jepitan kabel jumper. Nah, disini ada yang berbeda. Setelah saya selesai menjepit/memasangkan kabel jumper, si abang bengkel mengoreksi apa yang saya pasang. Kutub kabel hitam yang tadinya saya pasang ke bodi/massa mobil saya, dipindahkan ke kutub negatif (-) aki mobil saya/yang ditolong. Hmmmm.... ilmu baru tuh.
Prose jumper mobil ke aki
Sayapun segera menyalakan kunci kontak, dan cewes...wes...wes...wes....greng.... mesin langsung hidup.
Alhamdulillah, dari dua pengalaman ini, saya mendapatkan pelajaran begini:
  1. Kalau mau diparkir lama, copot kabel-kabel yang menempel ke aki. risikonya: kunci central lock pintu gak fungsi, dan musti dikunci manual.
  2. Kalau parkir lama tapi malas cabut aki (repot masang-masangnya lagi), maka rajinlah anget-angetin mesin, minimal 1-2 hari sekali. Nah inilah ribetnya pake aki basah...
  3. Sedia selalu kabel jumper, sewaktu-waktu butuh, minimal untuk sendiri, bagusnya bisa nolong orang
  4. Nasehat dari abang bengkel aki, dibawa jalan lebih baik dari dianget-anget saja. gak ngerti kenapa.
  5. Jangan merasa rugi berbuat baik sama orang, karena suatu saat kita pasti butuh relawan untuk menyelesaikan masalah kita....
Dan satu hal lagi, jumper-jumperan begini hanya bisa dilakukan untuk aki basah ya, kalau aki kering bisanya hanya di lem biru... hehehe...

Demikianlah sepenggalan pengalaman melakukan jumper/pancing aki mobil sendiri. Selamat bertemu dengan masalah, tetap tenang, positive thinking, dan temukan pengalaman baru Anda!