23 June 2014

Pengalaman membersihkan sistem wiper depan mobil Vantrend

Buat para pakar, otak-atik model begini mungkin sangat lumrah dan tidak aneh. Tapi buat orang awam dengan otomotif seperti saya, tentu memberikan pengalaman dan kepuasan tersendiri.

Selain harga yang terjangkau dan bebas untuk otak-atik, mungkin tidak ada lagi alasan bagi orang untuk membeli mokas, apalagi tergolong kategori motu (mobil tua)...termasuk saya yang melamar si VT...hehehe.. Kenapa melamar? Karena isteri saya tak jarang tersulut cemburu, manakala seharian saya asyik ngotak-atik mainan tuir ini.

Berbagai pengalaman pahit manis sudah kami lewati setahun ini bersama VT kami setiap menempuh perjalanan, mulai dari ban gembos di tol, alternator mati, overheating (ini mah memang ciri khas si VT), dan lain-lain. Semua hanya memperkaya pengalaman, walau bercampur kalut, jengkel, dan nyaris hopeless tentunya. Karena tuanya, si VT tak pernah kurang memberi rasa penasaran hingga menggelitik hati untuk nekat mencoba mengenali "5-W dan 1-H" tentang si VT ini dengan jalan bongkar sendiri.

Nah pas ada kesempatan kemarin, saya memberanikan untuk membedah bagian yang remeh temeh, tapi sangat vital di kala hujan, ya itulah wiper.



Langkah pertama saya copot kedua wiper menggunakan kunci pas 10. Berikutnya saya bingung mau bagaimana, tapi pas ditelisik sudut per sudut, ketemu lah beberapa baut yang mengunci plat ventilator yang menutupi "rumah" mesin wiper ini.

Plong langkah pertama saya lewati, ternyata saya menemukan kejutan luar biasa... saya jangkau lobang/ruang di samping kanan/kiri dari bagian dalam cowl ventilator, dan saya temukan.....




Ini jejak waktu yang menunjukkan si VT udah dewasa banget (19 tahun) hehehe... Sampah-sampah ini tentunya akan menghambat turunnya air yang masuk cowl lewat saluran yang ada di pojok-pojoknya.

Setelah saya keruk menggunakan jari dan sedikit tiupan udara dari compressor, saya siram kedua sudut dalam cowl itu dengan setengah ember air, hingga debu/tanah tak terlihat lagi, karena larut dan turun bersama air.

Selanjutnya saya mulai mencopot bagian-bagian mesin wiper, yang terdiri dari lengan-lengan dan motor/dinamo. Jangan lupa untuk melepas selang tembakan kran air wiper dan socket kabel powernya terlebih dahulu


Terus terang, saya baru tahu kalau dibawah permukaan cowl ada lengan-lengan panjang yang bekerja menggerakan wiper, seperti ini: 



Selanjutnya, seperti yang terlihat, semua bagian dipenuhi debu bahkan tanah serta karat disana-sini. Satu per satu saya bersihkan menggunakan lap, atau ampelas pada bagian karatnya.
Untuk menambah perlindungan dari karat, saya lapisi lengan-lengan ini dengan cat spray (yang merk pylox paling cepat kering dan kualitas cat nya bagus),

hingga hasilnya seperti ini:


Setelah selesai pembersihan dan pengecatan, lengan-lengan penggerak dan motor kita pasang kembali pada posisinya. Untuk menambah perlindungan pada motor, saya membungkusnya dengan karet bekas ban dalam motor, kemudian diikat dengan tali kabel atau kawat.

Hal yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai posisi lengan besar dan kecil tertukar posisinya, karena akan mempengaruhi putaran wiper. Pada tahap ini, saya juga sempat salah pasang, sehingga wiper tidak berputar normal (90 derajat dari titik nol sejajar kaca depan). Namun setelah dicari penyebabnya, ternyata kesalahan pada penempatan lengan tadi yang tertukar.

Setelah dibetulkan, semua bagian dipasang kembali. Sekalian cek nozzle tembak air ke kaca, kalau kurang naik/turun, bisa diatur arah lobangnya dengan jarum atau peniti.
Dan, setelah semua selasai, alhamdulillah, puas juga rasanya bisa otak-atik wiper. Nggak mau kalah dengan anak kecil yang penasarannya gak ada batasnya.

Selamat menemukan pengalaman anda!

20 June 2014

Pengalaman Menggunakan Jasa Lembaga Keuangan (Bank / Finance)

Tulisan ini mungkin tidak terlalu penting buat anda yang sudah "ngelotok" (faham diluar kepala) tentang urusan kredit2an atau perbankan.Tapi buat sebagian kalangan, saya rasa petunjuk atau bisikan yang banyak dikenal dengan istilah "testimoni" adalah salah satu rujukan yang masih memiliki porsi untuk menjadi bahan dalam mengambil keputusan. Pengalaman berurusan dengan lembaga keuangan akan sangat berbeda satu orang dengan lainnya, termasuk sebab, proses, lika-liku perjalanan, hingga ujung/ending nya.


Mau kredit mobil?
Mau cicil rumah?
Mau beli kios?
Mau beli properti apa saja, yang menggunakan jasa bank/finance?

Satu-satunya penyebab kita menggunakan jasa pihak ketiga (bank/finance) adalah kita punya keinginan/kebutuhan/kesempatan, tapi dana tidak ada. Biasanya ada 2 alternatif yang akan ditempuh:

Alternatif pertama, berusaha mencari pinjaman segar dari teman, saudara, atau kolega bisnis. Tetapi sangat sulit diambil, mengingat tidak semua orang bahkan saudara akan dengan mudah membantu memberikan pinjaman, dengan berbagai alasan tentunya. Terlebih bila dana yang kita butuhkan relatif besar.

Alternatif kedua, bila alternatif pertama tidak ada jalan, maka tentunya kita akan meminta bantuan pada pihak ketiga, baik itu bank ataupun finance.

Nah buat anda yang berencana mengambil alternatif kedua ini, berikut beberapa saran bagi anda yang berasal (sebagian besar) dari pengalaman pribadi saya, ya paling tidak biar tidak terlalu polos lah bermitra dengan bank/finance


Pertama, kenali dulu kebutuhan anda, ukurlah dari nilai nominalnya. Besar, sedang, atau kecil. Kenapa ukuran yang jadi patokan? Karena besarnya pokok akan sangat mempengaruhi tingkat bunga yang akan kita bayar. Setiap lembaga keuangan menerapkan bunga yang berbeda. Satu kata kunci di sini, anda harus realistis, sesuaikanlah dengan kemampuan bayar. Aturan yang mensyaratkan kemampuan cicilan maksimum1/3 dari penghasilan sebaiknya dipertimbangkan. 

Kedua, carilah info sebanyak-banyaknya tentang besaran dan sistem bunga, bandingkan kreditur satu dengan yang lain. Sebagai contoh, Bank Mi`un menerapkan sistem bunga flat (datar), dimana porsi bunga dari awal hingga lunas adalah sama. Sedangkan Bank Madun menerapkan sistem bunga piramida terbalik, artinya mereka "menghajar" porsi bunga yang lebih besar di awal masa cicilan, lalu semakin kesana semakin berkurang. Mana yang lebih menguntungkan? Dua-duanya ada plus minusnya bagi kita.
Bila anda berniat untuk melunasi kredit di pertengahan, atau di masa tertentu, maka sistem porsi bunga flat adalah yang terbaik. Hal ini karena kita bisa menghitung dengan mudah, berapa sisa yang harus dilunasi. Kalemahan sistem ini biasanya pihak bank/finance mematok bunga lebih tinggi/lebih mahal.
Bila bank/finance menggunakan sistem piramida, maka ketika anda lunasi di tengah periode, sisa pokok kredit anda masih cukup besar, sehingga seolah kita jalan ditempat meski sudah mencicil sekian lama. Hal ini karena di awal masa cicilan, kita lebih banyak membayar bunganya, dan tentu ini adalah nilai minus alias merugikan. Kelebihannya, tingkat bunga pada sistem ini biasanya lebih rendah. (biasanya lho, tapi bisa saja sama2 mahal. Makanya cari perbandingan sebanyak mungkin).

Ketiga, pelajari/carilah informasi tentang calon lembaga kreditur dari orang-orang yang sudah menjadi debitur/mitra/nasabahnya. Tanyakanlah plus minus lembaga tersebut serinci-rincinya. Misalnya tentang syarat dan ketentuan, kemudahan pembayaran, jaminan, pelunasan, hingga hal terburuk, kalau terjadi tunggakan. Pilihlah lembaga yang sudah benar-benar terpercaya dan terjamin lagalitasnya, seperti bank/lembaga pemerintah.


Keempat, setelah menemukan beberapa pilihan, pelajarilah syarat dan ketentuannya. Misalnya apakah mempersyaratkan jaminan, atau hal yang lainnya. Umumnya, semakin lengkap/banyak syarat yang ditetapkan, maka semakin baik administrasi lembaga tersebut. Efek di kemudian hari adalah, jika terjadi sesuatu (misal kredit tertunggak, dan sebagainya), lembaga yang administrasinya rapi cenderung lebih bisa bermediasi, tidak asal hajar (misal menggunakan debt collector), tapi mudah-mudahan ini tidak terjadi.

Kelima, setelah anda mendapatkan informasi dari satu lembaga, jangan terburu-buru ambil keputusan. Bernafaslah, cari perbandingan. Ingat, keputusan kredit hendaknya bukan keputusan emosional, tetapi harus logis dan terukur, karena akan berakibat panjang di kemudian hari. Jangan ragu untuk meminta pendapat teman yang lebih berpengalaman. Karena bila hanya bertanya kepada petugas bank/finance, maka dijamin mereka tidak mungkin akan menceritakan kekurangan mereka kepada calon nasabahnya.
Keenam, setelah yakin dengan satu pilihan, dan akan melakukan akad kredit, maka jangan lupa untuk hal-hal berikut:
  1. Yakinlah bahwa dalam sebuah akad kredit, kedua pihak adalah sama-sama cari untung. Jadi jangan terpaku pada anggapan "yang penting bisa cair", karena pada satu sisi mereka juga akan mengikat kita dengan ketentuan yang mungkin kita tidak memahaminya.
  2. Tanyakan hal-hal di atas (sistem bunga, jangka waktu, cara bayar, cara pelunasan, risiko jika meninggal, dsb serinci-rincinya)
  3. Bila akan menandatangani draf akad, bacalah dengan teliti. Tanyakan bila ada sesuatu yang sekiranya terlalu menodong kita.
  4. Bila anda mengambil keputusan Ya dan menandatangani, lihatlah kolom2 atau lembar2 akad kredit. Mintalah copy/salinan kedua dari akad kreditnya. Ini penting dan menjadi hak kita, (karena mayoritas bank/lembaga hanya membuat draf akad kredit sepihak saja), sehingga bila terjadi sesuatu di kemudian hari, kita dapat membaca dari akad awal.
  5. Bila anda membawa uang tunai, hendaklah berhati-hati. Tapi saya menyarankan lebih baik dikreditkan ke rekening agar lebih aman.
Nah, setelah akad kredit ditandatangani, maka anda dan lembaga kredit sama-sama terikat pada perjanjian. Jika ada ketidakpuasan, maka anda sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, kecuali menyelesaikan kewajiban anda hingga selesai.

Percaya atau tidak, bila anda membayar cicilan sampai lunas, maka anda membayar kewajiban anda 2x lipat atau 200% dari pokok yang kita dapatkan!

Sekarang, rata-rata bunga kredit bank adalah 1% per bulan, maka bila dikalikan setahun maka menjadi 12% atau seperempatnya, bila dua tahun menjadi 24% atau hampir seperempatnya dari pokok. Karena itulah, selain besar pinjaman, jangka waktu cicilan juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam kredit. Semakin lama jangka waktu, semakin besar bunga yang harus kita bayar. Pertimbangkanlah matang-matang dengan nilai manfaat yang kita terima.

Bila anda mengagunkan jaminan, maka pertimbangkanlah keamanan dan kemudahan kita untuk mendapatkan kembali jaminan itu, terlebih bila jaminan ternyata bukan sepenuhnya milik kita, akan sangat berabe tentunya.

Simpanlah baik-baik bukti cicilan yang anda setor setiap bulan. Bila perlu, buatlah pembukuannya. Hal ini untuk mencegah kreditur menghitung seenak perutnya. Bila anda mencicil melalui ATM, copy lah segerea struknya, karena tinta struk ATM tidak bertahan lama.


Bila suatu saat anda melunasi, maka mintalah tanda bukti pelunasan yang sah/resmi (misal kuitansi dsb). Ingat, tanda bukti pelunasan adalah hak anda. Jadi selain jaminan anda ambil kembali, tanda pelunasan merupakan hak lain yang terpisah. Hal ini untuk menghindari akal-akalan oknum kreditur di kemudian hari.

Dari sekian alternatif di atas, apabila memungkinkan, maka saya lebih menyarankan anda menjadi anggota koperasi. Kenapa? karena bila anda mengambil kredit dari koperasi, sekian persen dari bunga yang diambil koperasi akan dikembalikan kepada kita sebagai SHU. Jadi jatuhnya bunga yang kita bayar lebih kecil.

Tapi, kalau boleh berpendapat lagi, dan keadaan tidak memaksa, maka sedapat mungkin anda menghindari lembaga keuangan yang menerapkan sistem bunga ini, dengan berbagai alasan. Karena seperti yang saya rasakan sendiri, mungkin nominalnya kita dapat, barang/aset kita dapat, properti kita dapat, tapi ada satu yang secara samar menghilang yaitu, keberkahan.

Untuk sementara sekian dulu mini-testi dari saya, semoga sedikit banyak dapat memberi pencerahan.