14 November 2014

Kerjakan sekarang atau hutang kerjaan Anda menumpuk

kerja-kerja...
 Buat Anda (seprti saya) yang bekerja di atas meja, uraian jabatan dan SOP (standar prosedur operasi) kerja adalah hal yang menjadi pakem dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan uraian jabatan yang rinci, SOP jelas, maka kita akan bekerja dengan efektif dan efisien. Namun apakah urjab dan SOP saja dapat menjamin pekerjaan kita tuntas tanpa "hutang"? 
 Kala dilihat dari frekuensinya, pekerjaan itu ada dua. Ada pekerjaan yang kontinyu (routine), ada juga pekerjaan yang sporadis. Setiap kita boleh jadi memiliki salah satu atau keduanya dalam pekerjaan sehari-hari. Saya sendiri punya keduanya. Ada yang rutin sesuai beban urjab dan kontrak kinerja, ada juga yang sporadis sesuai kebutuhan organisasi/atasan, atau inisiatif kita sendiri dalam rangka perbaikan sistem kerja.
Sesimpel apapun sebuah pekerjaan, ia sangat dibatasi oleh satu hal: waktu! Waktu dalam keseharian kita bisa jadi jam kerja, target, atau komitmen penyelesaian pekerjaan sesuai janji atau pesanan. Nah, tantangan terberat adalah ketika spare waktu kerjaan yang rutin itu dibebani oleh pekerjaan yang sporadis tadi. Di satu sisi kita harus menyelesaikan pekerjaan pokok yang memang sudah menjadi jatah kita, di sisi lain perintah atasan/bos juga tak bisa dianggap angin lalu. Iya kalau perintah itu sifatnya bantuan ringan atau tidak menyita waktu, masalahnya kadang-kadang melebihi beban dari pekerjaan pokok itu sendiri. Sama-sama perintah, sama-sama butuh waktu dan fikiran. Dalam kondisi ini, mana yang harus didahulukan?
Sebetulnya bila diurai lagi, pekerjaan rutin itu akan selesai hari itu juga manakala kita benar-benar menuntaskannya, tidak menyisakan terlalu banyak "PR" untuk dikerjakan di waktu berikutnya, dan inilah yang sering kita sepelekan. Saya sendiri sekarang mulai tersadar, selagi bisa dikerjakan, maka kerjakan hingga tuntas. Kenapa? karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari! Bisa jadi besok ada perintah tambahan, tugas lain ke luar, atau ada keperluan pribadi mendesak, sementara pekerjaan rutin sudah deadline.
Nah kalau melihat hal tersebut, maka pekerjaan rutin sesuai urjab adalah prioritas pertama, seenteng apapun kita atau orang lain menganggapnya! tolong dicatat. Karena kita tak jarang mendapati karakter atasan/bos atau rekan yang suka meremehkan pekerjaan kita, tidak memahami dampak bila pekerjaan kita ditunda atau tidak tuntas. Tapi, meski demikian tidak bijak juga kalau tidak mengerjakan pekerjaan atau perintah sporadis tadi. Karena inisiatif itu kebanyakan tidak bisa direncanakan. Boleh jadi bos kita atau kita sendiri menemukan ide bagus untuk perbaikan sistem, maka yang harus dilakukan adalah agendakan ide atau inisiatif tersebut untuk digarap pada spare waktu ketika pekerjaan rutin/wajib sudah kita selesaikan. Catatn dan lakukan dengan konsisten. Bila tidak, maka ide-ide itu akan menguap dan melayang, atau kalau tidak, ia akan menjejali memori kita hingga tertanam di bawah alam sadar kita, dan menyebabkan kita pusing tanpa sebab.
Jadi, kerjakan sekarang, atau ia menggunung seiring waktu, atau menguap seperti kentut. hehehe
Nah itu mungkin catatan tentang kerja mengerja, selamat beraktifitas untuk kita semua.