23 May 2020

Jangan Renggut Lebaranku

Idul Fitri dan Lebaran sejatinya dua hal yang berbeda. Idul Fitri adalah "hadiah" atas prestasi ibadah selama bulan Ramadhan. Sementara lebaran adalah "selebrasi" atau perayaan atas hadiah itu, yang cukup relevan disebut "hari kemenangan". Menang melawan apa? Ya banyak hal. Terutama melawan "karakter reptil" yang masih menyemat dalam diri manusia, yang selama sebulan penuh dilatih untuk dikendalikan menurut tata cara yang diajarkan agama Islam.

Perayaan Idul Fitri

Idul Fitri masih ada korelasinya dengan rangkaian ibadah. Patokannya adalah shalat ied yang dilaksanakan pada tanggal 1 syawal. Ada beberapa sunnah yang melekat dengan ied, menandakan Idul Fitri masih satu rangkaian dengan ibadah Ramadhan. Pengen tau sunnah apa saja yang berkaitan itu, silahkan cari referensi sendiri ya..hehe


Sementara Lebaran sama sekali tidak ada korelasi dengan praktek ibadah Ramadhan (secara fiqh syari'atnya). Lebaran hanya sebuah perayaan. Tidak ada sunnah apapun terkait hari lebaran. Dia lebih kental dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat muslimin, sesuai dengan karakteristik kedaerahannya. Lebaran di Aceh berbeda dengan kebiasaan Lebaran di Bandung atau di Ternate misalnya. Ada banyak kekhasan yang berlaku di daerah masing-masing, walau secara nasional boleh dikatakan hampir sama.

Tetapi, apakah lebaran boleh disebut tidak bermanfaat? Tunggu dulu!

Apa itu "Lebaran"?

Secara harfiah, istilah lebaran bisa dimaknai dari asal dua buah kata yang homograf.
 
Pertama, kata "LEBAR" (huruf 'e' dibaca seperti pada kata "tempe"), yang menurut KBBI berarti lapang, luas, tidak sempit. Dalam bahasa Sunda, istilah "lebar" selain memiliki makna yang sama seperti KBBI, juga dapat menggambarkan sifat seseorang yang dermawan atau royal. Walau kurang nyambung, istilah lebaran dalam makna ini dapat diartikan suasana dimana orang-orang menjadi lebih lebar kebaikannya, melebarkan kantongnya, melebarkan kasih sayangnya, melebarkan maafnya, dan seterusnya.

Kedua, kata "LEBAR" (huruf 'e' dibaca seperti pada kata "gelap"), yang dalam bahasa Sunda memiliki makna rasa sayang untuk dibuang. Misalnya makanan yang jatuh belum 3 menit, masih bisa diselamatkan, lebar. Sebagaimana digambarkan dalam salah satu adegan film Petualangan Sherina, dimana satu orang penculik menjatuhkan makanan, lalu mengambil serta memakannya, dan ia berkata "lebar", walau temannya merasa jijik. Lebaran dalam makna ini, sesuatu yang tadinya "lebar" untuk dilepas, justru menjadi ringan dan lumrah untuk dilakukan. Biasanya jarang bagi-bagi uang, menjadi semangat untuk merecehkan uang guna dibagi-bagi kepada anak-anak di sekitar rumah atau dimana saja, terlebih yatim piatu. Suatu momen "berboros-boros" dalam kebaikan dan kemanfaatan.

Film Petualangan Sherina
Lalu, manakah sisi manfaat Lebaran?

Sungguh suatu pemikiran yang kedungu-dunguan bila menyebut lebaran itu unfaedah. Ada banyak sisi manfaat selebrasi lebaran untuk kehidupan pribadi seorang muslim, keluarga, sosial masyarakat, bahkan bangsa dan negara. Sebelum mengupas apa saja sisi manfaat tersebut, kita urai dulu unsur-unsur yang menjadi ruh selebrasi lebaran.

1. Lebaran momen bersilaturahim
Ini adalah ruh utama yang mewarnai hari lebaran, dimana sanak famili saling bertemu untuk menghangatkan suasana dengan bersapa, bersalam, dan bermaafan. Meski momen ini sebetulnya bisa dibuat kapan saja, namun lebaran adalah momen spesial, karena dalam perspektif idul fitri, semua dosa-dosa vertikal insyaAllah telah diampuni. Tinggal dosa-dosa horizontal yang tidak akan terhapus kecuali dengan dengan bermaafan satu sama lain. Bahagia karena berkumpul sanak famili disempurnakan dengan bahagia karena saling memaafkan.

Prosesi bersalaman saat lebaran
2. Lebaran momen membeli
Karena momen silaturahim yang membawa kebahagiaan inilah, rasanya tidak lengkap bila tidak menghidangkan, menyiapkan, memakai, atau memanfaatkan sesuatu yang di hari-hari biasa tidak diadakan. Dari uang angpau yang didapatnya, seorang bocah kegirangan karena besok di hari lebaran bisa membeli bakso tanpa memotong uang jajannya. Seorang ibu rela ikut tabungan daging, agar lebaran bisa masak daging untuk keluarga dan lebihnya dibagi ke tetangga dan saudara. Seorang ayah rela kerja ekstra agar bisa menabung untuk membeli baju lebaran buat putera puterinya. Para pengusaha menambah pesanan bahan baku produksi, pedagang memborong stok barang dagangan dari produsen, guna antisipasi lonjakan permintaan pasar menjelang lebaran. Perusahaan hingga pemerintah memberi insentif THR bagi para pegawainya demi agar mereka bisa berbelanja lebih dari kebutuhan pokoknya di hari raya. Dari simpanan, tabungan, dan insentif-insentif yang diterimanya itu, semua orang bergerak dan tergerak untuk membeli karena bertambahnya daya beli.


belanja lebaran
3. Lebaran momen berbagi
Ini adalah ruh istimewa dari lebaran, dimana semua hal yang disimpan atau dibeli dipersiapkan lebihnya untuk dibagi kepada saudara, tetangga, atau sesama. Selain zakat yang wajib ditunaikan menurut tuntunan agama, tak sempurna rasanya bila momen lebaran tidak diisi dengan berbagi. Ada uang kasih sayang untuk orang tua, angpau untuk anak, adik, dan keponakan, THR untuk karyawan, sedekah untuk panti dan dhuafa, uang parkir dan hadiah untuk penjaga makam, tip tambahan untuk petugas kebersihan, hadiah sarung  dan mukena untuk rekan, dan seterusnya.

momen berbagi
Tiga ruh selebrasi lebaran ini akan menjadi pengungkit segudang manfaat nyata yang hanya ada dalam momentum lebaran. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, baik fisik maupun non fisik. Aspek fisik paling menonjol adalah pembangunan dan perekonomian. Sementara orang lebih sering mengabaikan aspek non fisik sebagai manfaat lebaran, padahal pengaruhnya amatlah besar terhadap stabilitas masyarakat, bangsa dan negara. Apa saja sisi manfaat fisik dan non fisik tersebut, kita kupas beberapa diantaranya saja yang paling dominan.

a. Tradisi Mudik Sebagai Trigger Pembangunan

Baik transmigrasi yang digerakkan pemerintah, urbanisasi, maupun budaya merantau yang digerakkan oleh individu masyarakat untuk kepentingan usaha/bekerja maupun belajar, sama-sama menjadikan orang-orang yang menjalaninya tersebar dan memiliki jarak dengan sanak keluarga atau kampung udik asalnya. Setelah sekian lama menjauh, ada perasaan rindu yang mendorong seseorang untuk pulang mengudik di saat lebaran. Tengoklah penduduk ibu kota yang mayoritas berasal dari berbagai pelosok daerah. Saat lebaran tiba, mereka pulang mengudik secara serentak. Maka terjadilah pergerakan manusia (traffic generation) yang pulang mengudik/mudik dalam jumlah yang besar melalui berbagai jalur transportasi baik udara, laut, kereta api, tol, dan jalur arteri lainnya.

mudik lebaran
Karena jalur transportasi merupakan kepentingan publik, maka proses mudik ini mengharuskan pemerintah memperhatikan faktor daya tampung dan keamanannya. Lihatlah beberapa waktu lalu antrian kendaraan yang mengular berkilo-kilo meter, terjebak di tol berjam-jam, karena kapasitas jalan tol yang masih terbatas, serta angka kematian akibat kecelakaan. Akhirnya pada tahun-tahun berikutnya, dilakukanlah pelebaran ruas jalan tol, atau pembukaan jalur tol yang baru. Perbaikan terhadap ruas-ruas lama juga tidak diabaikan. Ini semata untuk menunjang kelancaran serta keamanan arus mudik dan arus balik lebaran.

pembangunan jalan tol
Perusahaan Otobus (PO) merupakan salah satu yang tersibuk menghadapi musim mudik lebaran. Guna meningkatkan kenyamanan, saat ini hampir semua PO meremajakan aramadanya dengan menambahkan fitur-fitur tambahan seperti wifi gratis, dan sebaginya. Model kabin juga dimodifikasi makin menarik sehingga kesan kumuh naik bus sudah hampir tidak terlihat lagi. Untuk menampung volume otobus, pemerintah daerah melakukan revitalisasi terminal-terminal bus agar siap menghadapi lonjakan saat musim mudik tiba.

mudik dengan bis
Demikian pula halnya dengan jalur kereta api. Perbaikan layanan dan penambahan armada merupakan keniscayaan dalam melayani para pemudik saat lebaran. Beberapa jalur kereta api yang sempat terputus, diprioritaskan untuk difungsikan kembali dan diremajakan infrastrukturnya. Contoh yang sekarang dikerjakan adalah jalur kereta api double track yang menghubungkan jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan konon akan melintasi jalur baru di selatan hingga ke Yogyakarta. Meski tak hanya untuk pemudik, namun lonjakan pengguna kereta api saat musim mudik, tetap merupakan berkah bagi industri perkeretaapian.


mudik dengan kereta api
Tak ketinggalan dari moda transportasi darat, jalur udara pun cukup besar mendapat perhatian untuk dikembangkan. Pembukaan beberapa bandar udara juga memudahkan para pemudik untuk mendapat fasilitas transportasi jarak jauh dengan pesawat. Biasanya menjelang lebaran, tiket maskapai disesuaikan (dinaikkan) sebagai kompensasi dari tingginya jam terbang pesawat dan pelayanan maskapai. Ini juga merupakan berkah bagi maskapai.


mudik dengan pesawat terbang
Tidak hanya jalur utama transportasi, fasilitas-fasilitas pendukung di perjalanan juga turut diperhatikan untuk dibangun dan dikembangkan. Pembangunan dan perbaikan sarana umum seperti jembatan, rest area, stasiun pengisian BBM, dan sebagainya.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa mudik merupakan salah satu trigger kegiatan pembangunan dalam bidang transportasi serta infrastruktur pendukungnya. Dengan dibangunnya sarana-sarana tersebut, pelaksanaan arus mudik dan arus balik dapat berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman. Bila musim mudik selesai, fasilitas tersebut tentu dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat dan pelaku usaha seperti biasanya. Dengan sarana yang baik, maka biaya dan waktu tempuh perjalanan dan distribusi barang menjadi lebih efisien. Ini adalah manfaat nyata lebaran bagi proses pembangunan.

b. Pertumbuhan Ekonomi dari Peningkatan Konsumsi Musiman

Lebaran adalah momen konsumsi nasional. Kebutuhan sandang dan pangan melonjak tajam menjelang hari lebaran. Pusat-pusat perbelanjaan, pasar-pasar modern dan tradisional, serta lapak-lapak pedagang baik offline maupun online dibanjiri pengunjung dan pembeli. Geliat seperti ini tentu merupakan indikator pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya lonjakan tingkat konsumsi masyarakat. Meski sifatnya musiman setahun sekali, lebaran tetaplah merupakan momen yang dinanti bagi para pelaku usaha. Bahkan pada jenis usaha tertentu, satu kali hasil putaran lebaran cukup untuk menopang kebutuhan sebelas bulan berikutnya.



belanja kebutuhan lebaran
Lebaran dan mudik lebaran menjadi sarana perpindahan uang dari kota ke kampung yang akan memicu pertumbuhan ekonomi di daerah. Statistik tahun-tahun sebelumnya mengungkapkan tidak kurang dari 12 juta pemudik berangkat menuju daerahnya masing-masing. Mereka pergi tentu dengan membawa uang. Bila dirata-rata satu orang membawa 1 juta rupiah saja, maka uang yang berputar di kampung bisa mencapai 12 trilyun rupiah, diluar ongkos dan biaya yang mereka keluarkan untuk perjalanan.

c. Normalisasi Jiwa Sosial dan Kemanusiaan

Ada banyak dinamikan sosial dan politik yang terjadi selama setahun. Tidak jarang dinamika tersebut menyebabkan kerenggangan bahkan pertikaian antar sesama. Momentum lebaran memberikan ruang untuk perbaikan hubungan antar masyarakat menjadi kembali normal. Dalam hal ini, lebaran menjadi momen perekat hubungan sosial dan menjaga keseimbangan nilai-nilai kemanusiaan agar tetap lestari di tengah masyarakat. Dengan demikian stabilitas nasional akan tetap terjaga.


momen kedamaian lebaran
Tiada ungkapan seindah memaafkan, tiada ketulusan selembut permohonan maaf. Kondisi psikologis inilah yang membuat bangsa Indonesia selalu bertahan menghadapi dinamika dan gejolak yang silih berganti sepanjang waktu. Ada sesuatu yang lebih bernilai dan indah dari sekedar kekuasaan dan keuntungan. Menjaga kesatuan dan persatuan dengan dasar toleransi dan kekeluargaan adalah fundamental dalam merawat keutuhan NKRI.

d. Optimisme Yang Berkesinambungan

Momentum lebaran memberikan optimisme yang besar dalam berusaha, dengan semangat bahwa lebaran tahun depan harus lebih baik dari tahun ini. Bila tahun ini berzakat seratus ribu, tahun depan harus bisa satu juta. Bila tahun ini membeli baju untuk 3 orang, tahun depan harus bisa untuk 10 orang. Bila tahun ini mudik dengan roda dua, tahun depan harus bisa dengan roda empat. Begitu seterusnya. Optimisme individu ini akan memberikan sinyal positif terhadap pasar.

mudik pakai roda 4
Zaman ini adalah zaman dimana ketakutan melanda hampir di semua lini kehidupan. Dinamika politik dan ekonomi membuat pelaku usaha menjadi ragu, masyarakat menjadi cemas, dan investor menjadi risau. Padahal jumlah populasi manusia kian meningkat, yang artinya permintaan pasar tidak pernah akan berkurang. Momen kebahagiaan lebaran memberikan relaksasi atas ketegangan berfikir orang yang pesimistis terhadap kondisi-kondisi tersebut dan memberikannya asupan optimisme, bahwa dengan tiga ruh selebrasi lebaran yang dijalankan dengan konsisten, maka kehidupan akan baik-baik saja dan akan lebih baik di masa mendatang. 

kebahagiaan lebaran

Lebaran di tengah Pandemi

Setiap masa pasti ada ujiannya. Setiap waktu pasti ada bebannya. Ujian dan beban tersebut adalah untuk mengecek sejauh mana daya tahan dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Sejak merebaknya wabah COVID-19 pada akhir tahun 2019 lalu, dunia tengah mengalami pandemi yang memukul banyak sisi kehidupan. Kegiatan masyarakat dibatasi, layanan publik dibatasi jam kerjanya, pasar dibatasi jam operasionalnya, dan seterusnya. Sesuatu yang pada lebaran normal dapat dilakukan kini terpaksa harus dihindari.

wabah covid-19
Pandemi memaksa relaksasi yang dapat memicu resesi bahkan depresi. Pembatasan-pembatasan di tengah pandemi ini akan membuat suasana gempita lebaran menjadi penuh isolasi. Sektor wisata dan transportasi massal terpukul telak, karena menjadi magnet perkumpulan manusia. Akibatnya lebaran tidak bisa memberi manfaat ekonomi bagi dua sektor ini. Belum lagi sektor lainnya yang terkait secara berantai.
psbb covid-19
Mungkin ini saatnya manusia kembali kepada agamanya. Ya, agama yang sejak dahulu mengajarkan hidup bersih dan higienis seolah menjadi sangat relevan kembali untuk dikuti, setelah sekian waktu tak diacuhkan dengan alasan tak sesuai masa kini. Agama yang sejak dahulu mengajarkan solidaritas dan kemanusiaan, selama ini hanya menjadi simbol tanpa aplikasi. Agama yang sejak dulu mengajarkan perang terhadap kedzoliman, baik itu berwujud individu, kelompok, sistem atau pemikiran, selama ini dianggap sekedar provokasi. 

hidup bersih higienis
Sejarah mencatat tidak ada pandemi yang tidak berakhir. Dengan usaha dan disiplin bersama, segala macam ujian dan beban akan ringan dilewati. Karena pada prinsipnya kepentingan manusia itu sama, hidup bahagia lahir dan batin. Bersabar menahan diri untuk tidak beraktifitas di luar rumah, demi kepentingan besar hilangnya pandemi, adalah amal utama saat ini. Agar lebaran tahun-tahun berikutnya bisa dijalani dengan suasana normal kembali.

di rumah saja
Jangan Renggut Lebaranku

ketupat lebaran
Lebaran adalah momentum penting sarat manfaat untuk individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Meski tahun ini harus dijalani di tengah pandemi, jangan pernah kehilangan ruh selebrasi lebaran yang tiga itu tadi. Jangan buang budaya silaturahim. Jangan menahan uang untuk membeli, karena belanja itu amat penting bagi pergerakan ekonomi di sektor riil. Jangan pernah surut untuk berbagi, karena kemalangan tak tahu pasti datang gilirannya menimpa diri. Jangan renggut lebaranku, karena boleh jadi membawa sebab kebahagiaan untuk negeri.