5 August 2023

Pengalaman Motor PCX 150 Tidak Bisa Starter

PCX 150 keluaran 2019

Namanya kendaraan sudah masuk 3 tahun dipake tiap hari dengan kumulasi jarak sudah nembus 47.500 km tentu sudah tak bisa disebut fit lagi. Pastinya entah di bodi, shock, sambungan kabel-kabel sudah mulai kendor dan longgar. Alami lah ya.

Jadi satu pagi saya mau jalan pake nih motor, remot kunci dah posisi hijau, pas tekan tombol start dan rem kiri seperti biasa, eh motor gak mau hidup. Padahal dasbor dan lampu-lampu semua nyala normal, yang menandakan aki masih powerful. Dicoba berulang-ulang masih tetep begitu. Duh, kenapa ini, aya-aya wae saat dibutuhkan.

dasbor PCX 150


Untungnya bengkel gak jauh dari rumah dan si abang bengkel dah bangun..hehe. Dipapah lah si motor ke bengkel, saya ceritakan ke si abang masalahnya, lalu saya tinggalin untuk lanjut ada keperluan lain. Agak sore si motor saya ambil dengan kondisi sudah sembuh dan bisa dihidupkan. Saya tanya si abang bengkel kenapa penyebabnya, jawabnya kabel putus kemungkinan dimakan tikus. Duh tersangkanya tikus ternyata, dan hanya itu infonya.

Selang ada 5 bulanan, kejadian sama terulang lagi. Gejalanya sama, dasbor dan lampu-lampu nyala tapi gak bisa hidup saat distarter. Si motor saya papah ke bengkel yang berbeda dari yang pertama. Saya ceritakan permasalahan motor, dan histori pernah didagnosis putus kabel karena dimakan tikus. Si abang bengkel kedua ini hanya mengangguk saja, entah apa yang dipikirkannya, yang penting si motor ditangani, sekalian ganti oli dan kanvas rem yang kelihatan dah perlu diganti. Seperti biasa motor saya tinggalin, dan diambil sore harinya. Saat diambil si motor dah bisa dihidupkan kembali, kali ini tak ada info apapun dari si abang bengkel perihal apa penyebab masalahnya.

Besoknya dipakai untuk berangkat kerja, si motor kumat pas mau dipake pulang. Bingung motor gak mau nyala, padahal udah jam 8 malem. Gejalanya sama seperti masalah pertama dan kedua, mesin gak respon meski dasbor dan lampu-lampu hidup. Waduh, masa iya tikus lagi penyebabnya, padahal parkiran disini bersih. Apa boleh buat, motor ditinggal dan pulang numpang teman yang searah.

Saya coba searching dan googling untuk mencari tahu apakah ada yang mengalami hal yang sama. Rata-rata memvonis masalah di aki yang sudah lemah dimakan umur, padahal saat kontak dinyalakan semua indikator dan lampu menyala normal. Sampai-sampai saya langsung pesan aki secara online di marketplace. Sesampainya barang pesanan, saya ganti aki lama dengan aki baru. Hasilnya.... "stak..stak...stak.." hanya terdengar bunyi halus seperti itu, mesin tetap tak mau hidup. Hadeuh mulai sutres nih. 

Saya lanjut searching dan googling lagi, ada banyak kemungkinan yang jadi penyebab, sampai pada postingan yang menyebutkan soket ECU atau ECM yang pin-pin kuningannya longgar, sehingga listrik tidak mengalir semestinya dari spull ke ECU/regulator. Rekomendasinya adalah mengganti soket tersebut dengan yang baru. Sayapun gercep dengan searching soket ECU untuk mencari tahu bentuk, (dan tentu saja harganya...hehe) di marketplace oren. Hasilnya, ada yang jual soketnya saja, ada juga yang dibuat satu set dengan kabel. Setelah memperhatikan dan menimbang-nimbang beberapa referensi, sayapun langsung checkout yang satu set dengan kabel, karena di iklannya disebutkan barang ori dengan kabel berkualitas dan tidak mudah leleh. (hmm...berarti kemungkinan bukan ori ya, karena rangkaian dibikin oleh seller, bukan oleh OEM... hehe... entahlah). Singkat cerita, dua hari barang pesanan pun sampai.

soket ECU/ECM (regulator/kiprok) PCX 150


Berjarak sekitar 300 meter dari tempat kerja, si motor dipapah menuju bengkel rekomendasi teman. Sampailah di depan bengkel, ternyata jam 9 pagi pun sudah panjang antrian. Nampak dua montir dibantu sang pemilik bengkel menyelesaikan perbaikan motor satu per satu. Setelah dua setengah jam menunggu sampailah giliran motor saya yang dibedah. Saya sampaikan ke si abang montir gejala si motor, dengan memperlihatkan bahwa saya sudah pesan soket ECU satu set dengan kabel, barangkali ini penyebabnya menurut beberapa referensi yang saya baca.

abang montir 'in action'


Si abang melempar senyum, dan setelah mengecek kondisi aki serta mengetes sekring satu per satu, si abang montir baru yakin bahwa penyakit berasal dari dalam. Bodi pun satu per satu dilepas, yaitu bagian bawah dari sayap dan samping kanan area footstep. Ternyata mencopot bagian bodi PCX cukup makan ati, eh makan waktu.

posisi soket ECU


Beberapa soket, kabel, dan komponen dicek oleh si abang, sampailah dia mengecek ECU. Dan, bingo..! Ketika dicabut soketnya, terlihat satu dari tiga pin kuningan soket sudah bolong karena hangus terbakar. Weleh...weleh.. Apa ini yang disebut "dimakan tikus" oleh montir di bengkel pertama waktu itu?

pin soket yang sudah bolong karena terbakar

pin soket sudah hilang


"Bener bang, penyakitnya di soket ini. Nih keliatan banget." Ungkap si abang ke saya sambil melihat soket yang sudah dipotong kabelnya. "Waduh.. pantesan bang, dua kali servis di tempat sebelumnya masih kumat aja, rupanya gak ketemu titik penyakitnya". Pungkas saya. Akhirnya si abang membersihkan permukaan ECU yang bekas lelehan soket lama, lalu memasang soket baru, dan menyambungkan kabelnya.

soket ECU PCX 150 kondisi baru

pemasangan soket baru


"Ciit...ciit...(bunyi kunci)....Greng...." mesin pun hidup setelah tombol ignition dihidupkan. Lega rasanya. Sambil membereskan dan memasang kembali part bodi, si abang montir menjelaskan kemungkinan soket leleh bisa jadi karena pin melonggar, akhirnya ada jarak yang menimbulkan panas di permukaan ECU yang tersambung ke soket (male jack). Kurang dari setengah jam, semua sudah terpasang dan servis pun selesai.

Setelah selesai membayar biaya servis sayapun bersiap membawa si motor yang baru selesai dicek ulang hidup mesin oleh si abang montir. "Makasih ya bang", ucap saya sambil menggeser sedikit uang tip, yang dibalas "sama-sama boss" oleh si abang montir. Selesai servis, si motor saya geser ke sebelah bengkel untuk dimandikan. Biar pulang segerr.

cuci motor


Pengalaman yang cukup memberi kesan buat saya, tiga bengkel menangani satu masalah dengan caranya masing-masing. Bengkel yang terakhir ini selain menyelesaikan masalah, juga memberi tambahan pengetahuan untuk saya sebagai konsumen, dan itu sesuatu banget. Ada kepuasan, minimal apa yang disimpulkan hasil baca-baca referensi ternyata tepat sesuai yang ditemukan oleh si abang montir saat diservis. Memang saya bukan ahli otomotif, tapi dengan sedikit pencerahan dari si abang montir, sayapun jadi bertambah pengetahuansedikit-sedikit  tentang kelistrikan motor. Memang terbukti, "masalah adalah sahabat yang mengantarkan."